Monday, May 2, 2016

Berjuang Sendiri Tanpa Diperjuangkan

“Apa yang membuat kau menangis malam-malam begini?”, “aku gapapa”, “aku tak yakin bahwa kau benar-benar tidak apa-apa, apa kau ada masalah? Kalau iya, aku mau menjadi pendengar yang baik untukmu”, “aku memang ada masalah tapi aku bisa kok menangani masalahku sendiri“, “walaupun kau bisa menangani masalahmu sendiri tak ada salahnya kau ceritakan sedikit apa masalahmu agar kau sedikit lebih lega”, “baiklah,  aku akan ceritakan. Aku hanya sedang jatuh cinta”, “lantas apa yang membuatmu menangis sesegukan malam-malam begini kalau masalahnya hanya jatuh cinta? Apa kau jatuh cinta sendirian?”, “iya sepertinya”, “apa kau mencoba memperjuangkannya?”, “hmm iya”, “Apa kau Sakit berjuang sendirian?”, “iya, sangat”,”Tapi apa kau pantas memaksakan dia untuk memperjuangkan mu kembali?”, “iya pantaslah, dia harus bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat. Dia sudah buat aku jatuh cinta. Bahkan jatuh cinta sendirian!”, “aku rasa tidak. Karena sekeras apapun kau memaksa, kau akan tetap berjuang sendirian”. “tapi dia sudah buat aku merana karena jatuh cinta”
“Sayang, mari kita sama-sama saling menguatkan karena aku juga merasakan hal yang sama. Berjuang sendirian tanpa diperjuangkan. Dia (yang kau perjuangkan) merasa bahwa kita (yang berjuang) belum benar-benar pantas untuk mendapatkan hatinya. Belum benar-benar masuk ke dalam kriteria yang ia susun dalam kriteria pasangan yang dia dambakan. Rasanya mau menyerah. Dia membuat kita merubah diri kita yang sebenarnya menjadi apa yang dia dambakan. Tanpa dia meminta, kau akan tetap melakukannya”. “apa kita bodoh?” “Iya memang. Namun pada dasarnya suka yang baik itu adalah ketika kita menyukai seseorang, seseorang itu menerima kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri kita. Boleh saja kita merubah diri kita, tapi dalam hal kebaikan. Bukan hal diluar kemampuan kita ataupun diluar yang bukan menjadi diri kita sendiri.”
“Apa kita harus menyerah?”, “Itu bergantung kepada hatimu, sayang. Apa kau masih kuat berlari mencapai finish? Jika kau tak kuat dan kaki mu benar-benar lemas kau boleh saja berhenti ditengah jalan atau jika kau masih kuat kau berjalan santai menuju finish, walaupun kau tahu itu hanya sia-sia karena sudah ada orang lain yang mencapai finish terlebih dahulu”.
“Kalau aku, mau lihat seberapa dia peduli terhadap ku. Seberapa pentingkah aku dalam kehidupannya. Jika aku hanya kepingan-kepingan yang tak mampu dia satukan, aku akan berjalan mundur tanpa dia tahu. Kau tahu? Karena berjuang tak sebercanda itu. Karena berjuang memerlukan banyak waktu dan tenaga”.

“Lalu apakah aku harus sepertimu? Melihat apakah aku benar-benar penting dalam kehidupannya?”, “sayang, kau tahu? Bahwa yang aku lakukan belum tentu mampu membuat dia yang kita perjuangkan melihat kita seutuhnya, bisa saja yang aku lakukan juga sia-sia sepertimu yang mampu berlari kencang hanya diawalnya saja. Sekarang kita hanya perlu berdoa kepada Tuhan yang membolak-balikkan hati kita. Karena hanya itu yang kita perlukan. Kita hanya perlu mencairkan hati manusia dengan do’a, percayalah”.
“jika kita sudah berdo’a tapi dia tak kunjung melihat kita bagaimana?”, “simple. Dia hanya bukan jodoh mu. Jika dia pikir kau belum pantas untuknya, Tuhan pun berkata dia belum pantas untukmu. Jangan khawatir, Tuhan lebih tahu ketimbang manusia”, “baiklah,aku paham sekarang. Terima kasih”.
Tentang berjuang dan memperjuangkan. Dua hal dalam satu ikatan yang tak terpisahkan (menurutku), karena apa? Karena dalam memperjuangkan bisa saja kau diperjuangkan juga, atau bahkan yang lebih pahitnya kau berjuang sendiri mati-matian.
Berjuang sendirian, banyak sekali hal pahit untuk dijadikan pelajaran. Salah satunya menghargai perasaan orang lain. Untuk tidak memberikan hal-hal yang memang pada akhirnya tidak bisa kau capai. Untuk tidak menciptakan hal-hal yang justru tidak bisa kau berikan hasilnya. Yang pada akhirnya hanya doa lah yang mampu mencairkan segala kecemasan yang ada dalam hati. Kita hanya perlu memperbaiki diri untuk menjadi orang yang lebih baik. Memantaskan diri. Satu hal yang perlu diketahui, bahwa berjuang sendirian tak pernah menyenangkan tapi dibalik itu ada poin-poin penting yang harus kau ambil.
Selamat berjuang para pejuang, semoga perjuangan dan doamu segera mungkin di-iya-kan oleh Tuhan. Jika kau menyerah untuk berjuang ingatlah untuk segera sujud, karena hanya itu penenang yang paling ampuh selain apapun.

Monday, December 14, 2015

Untukmu, yang Sempat Hadir Dihidupku...


DESEMBER.

Untuk kamu, Yang sempat hadir.

Apa kabar? Sudah lama kita tak jumpa. Jangankan berjumpa, saling sapa pun sudah tidak. Aku maklumi itu semua. Aku menghargai kehidupanmu, dan kau? entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak.

Mungkin kamu akan bertanya, kenapa aku menulis ini semua? Jika kau mengira, karena aku ingin mencuri perhatianmu tentu tidak. Untuk apa. Lalu jika kau mengira, aku ingin mendramatisir keadaan itupun tidak. Sama sekali tidak.
Aku menulis semua ini hanya karena rindu. Tak pernahkah kau merasakannya juga? Aku harap kau sempat merindukanku walau hanya semalam. Setidaknya kau mengingat bagaimana aku tertawa lalu menangis. Setidaknya kau mengingat bagaimana susahnya berusaha dan mudahnya menyerah.

Cinta kita hanyalah cinta monyet. Cinta yang terus tumbuh hanya karena memandang dari jauh. Cinta yang terus tumbuh karena pipiku merona setiap kali mendengar namamu. Manis. Aku masih bisa merasakannya walaupun hanya sedikit.

Aku tidak peduli, apakah aku cinta pertamamu atau bukan. Aku menyimpan memori dalam hidupmu atau tidak. Yang aku tahu aku merasakannya. Cukup aku.
Tapi percayalah. Kau membuatku mengenal banyak hal untuk pertama kalinya. Kau membuat aku belajar untuk pertama kalinya.
Kau orang pertama yang membuatku merasa berharga dan merasa dihargai. Kau membuat aku merasa bahwa aku adalah seseorang yang patut diperjuangkan. Bukan orang yang selalu menunggu, menanti bahkan meminta.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Maaf aku sempat membuatmu muak. Dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Yang sering mengeluh, yang sering berdrama dengan segala masalah. Kau selalu mengingatkanku. Dan lagi, aku terlambat menyadarinya. Aku tau aku salah, tapi siapa yang peduli saat itu. Yang aku tau hanya, cinta itu menyakitkan ketika kamu pergi. Itu saja. Bodoh? Iya. Sangat bodoh. Kadang aku pun hanya tertawa bila mengingatnya. Perjalanan kita amat sangat lucu ternyata.

Aku ingat, kita memulai dengan cara yang salah. Entah aku, atau kamu. Tapi aku tak ingin menyalahkan siapapun, karena untuk masalah perasaan semua orang akan merasa benar. Meskipun penuh kebohongan dan ketidakpedulian. Cukup aku saja yang tau maksud semuanya.

Perjalanan memang kadang membuat aku terbang lalu jatuh. Dan terimakasih, kamu telah menjadi perjalananku. Hidup kadang terasa manis seperti gulali yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit sama seperti aku yg tidak sengaja menyesap ampas kopi. Dan kamu telah menjadi keduanya di saat yang bersamaan. Sekali lagi, terimakasih. Untuk pernah hadir lalu pergi. Dan untuk sempat memulai lalu mengakhiri.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Aku tadi bilang bahwa aku merindukanmu, tapi setelah aku menulis ini semua aku tak lagi merasakannya. Aku sedang tersenyum, percayalah. Aku bahagia. Tak perlu aku yang merindukanmu lagi. Tugasku sudah cukup. Tugasku kini pergi lalu menghilang. Untuk tak saling mengenal akan lebih baik, mungkin? Hahaha aku hanya bercanda. Aku tidak kekanak kanakan lagi. Aku hanya berharap aku dan kamu baik baik saja. Kita bahagia bersama, di jalan yang berbeda.
Dan harapan terakhirku adalah suatu saat aku dapat bertemu kamu, dengan senyuman. Tak ada lagi kecanggungan. Lalu berbincang. Dan aku akan mengenalkan seseorang padamu. Dan sebaliknya.
Iya, seseorang yang aku kenalkan adalah orang yang membuat aku tersenyum setelah kamu membuat aku menangis. Dan kamu, mengenalkan seseorang yang kamu ajak tersenyum ketika aku sedang menangis.

Untuk kamu. Yang sempat hadir.
Aku merasa cukup. Dan aku pergi.

Friday, July 10, 2015

It just about US?

9th july 2015
Hey,would you know what im feeling now?did you see?
Im on my darkest side. I didnt even know who really im. Want you help me to open this darkest side? It so dark and i dont think i could make it lighter again. 
You are the man who i adore the most. I love you the most.i do care of you. But one thing i should regret much is "how could i know you ehen you've been with her" can i love you at those moment? Would you love me enough when you have her?would you make a deal with me? Love me enough and let her go. Be my special one and dont ever go. Stay next to me forever. I really want you. Not only for have a sex. But with all your deepest heart. Can you?
Sometimes i feels like im a bitch. You'd calling me and we do those ritual. Did u know how much i love you? Someone told me the differences between man and woman. Man get sex from love. And woman get love from sex.is that fair? I dont think so😢
AM, i spelling you to love me more and more,struggling me as much as you do. More than you do to your GF. Broke with yours and back to me. Lord, help us to be one. Even I think I'm selfish,but surelly, i love you more and more.u could do anything to me but i still stayed the same. 
You said you're broke with her.i only can said "amen" i hope u could love me like you love your gf, more to me i wish. Amen

Saturday, April 26, 2014

Cahaya

"Boleh menunggu. Asal yang kau tunggu juga berjalan ke arahmu"

Seketika status tersebut terpampang di recent updates BBM-ku. Aku setengah sadar memperhatikannya lagi. Masih dalam dan masih memikirkan kalimat itu. Benar juga rupanya. Bayangkan saja. Matahari selalu diam dan selalu bercahaya karena ia menunggu sesuatu  datang padanya. Dan benar bukan? Semua makhluk hidup membutuhkannya dan bergerak ke arahnya.
Aku ingin menjadi matahari yang dapat terus menyinarimu. Ah bukan! Aku ingin menjadi matahari yang selalu engkau jadikan tempat tujuanmu. Hmm atau aku ingin menjadi magnet yang dapat selalu menarik hatimu padaku.
Tuhan... Bolehkah aku berkhayal? Aku ingin berkhayal bahwa ia mencintaiku. Sama layaknya aku mencintai pelangi sesudah hujan. Tuhan... aku ingin mencintainya sepenuh hati dan dengan balasan yang setimpal pula.
Tuhan... dapatkah kau buatkan aku cahaya yang terang agar ia mau menghampiriku? Atau haruskah aku menjadi magnet agar ia dapat tertarik padaku? Ah Tuhan! Aku punya ide!!! Tolong jadikanlah ia sedang berpura-pura mencintaiku. Sampai akhirnya ia lupa bahwa ia sedang berpura-pura....

Friday, April 25, 2014

Mencintaimu Dalam Diam

              Cinta memang indah. Bila cinta itu saling memahami dan saling mengisi satu sama lain.  Cinta itu menawan, jika keduanya saling menghargai. Cinta itu memang menarik. Jika keduanya saling setia. Cinta itu indah. Namun tak selamanya cinta itu saling memiliki. Namun jika cinta itu secara diam-diam???

                                                                                ***

Hello my horse. did you still remember me? hehe. Malam ini, tiba-tiba aku teringat namamu. Apakah kamu masih ingat awal pertemuan kita? Ya, di sebuah studio foto di daerah yang kurang strategis namun masih dapat dijangkau. Disana, tempat pertemuan awal kita. Namun aku harap bukan pertemuan terakhir.
Di studio foto milik cina jawa itu, kita bertemu. namun tak mengucap sepatah katapun. Waktu itu, aku ingat sekali. Kamu mengendarai mio merah. Waktu itu, aku dan sepupuku sedang break-take. Kami turun ke bawah dan duduk di sofa kuning itu. Lalu tiba-tiba kamu masuk dari pintu kaca. Ya, kebetulan kursiku menghadap langsung ke pintu utama. Aku yang waktu itu sedang melamun, tiba-tiba langsung memindahkan pandanganmu ke sosokmu.Aku langsung menatap ke arah lain. aku takut jika kamu mengetahui aku sedang memperhatikanmu. Beberapa menit setelah aku berfikiran itu, benar! Kamu, aku, pandangan kita bertemu. ah! Betapa malunya aku. Namun aku berharap kamu tidak mengetahui.
Aku harus naik untuk take. Namun aku beralasan agar aku masih dapat melihat sosokmu itu. Beberapa menit kemudian kamu keluar dan pergi. aku langsung lari ke atas.
Aku penasaran. Siapa kamu? Mungkin sepupuku mengetahui polahku. Lalu ia menjelaskan padaku. Namanya Din. Dia fotografer di studio ini. Dia yang paling sepupuku suka. Katanya, dia yang paling bisa diajak akrab. Mengerti kemauan para model. Dan terakhir, dia yang sepupuku taksir! Ah berfikir apa aku ini. sepupuku yang awal mengenal dia. Masa iya aku juga menyukaimu? Haha
Dua hari setelah pertemuan itu, aku sudah mulai melupakanmu. Rasanya egois saja bagiku jika terus menerus melanjutkan rasa itu. Aku hanya berfikir, mungkin itu rasa yang hanya datang sesaat. Sore itu, sepupuku, panggil saja Nabila. Muka Nabila sangat berbinar-binar. Aku yang sedang menyeduh kopi dan ber-blogging ria samapi heran.Tidak biasanya ia sebahagia itu. Ia berteriak dari dalam rumah. "Yeeek, dia minta nomer aku ke Kak Angel. Aaaah." Ucapnya bahagia. "Hah? Siapa?" tanyaku datar. "Itu yang tadi dateng ke studio" teriaknya lagi. "Oh, bagus deh"
Aku masih sibuk dengan urusanku di teras.Tiba-tiba, Nabila keluar teras dengan muka menahan emosi. Menahan luka. Menahan amarah. Ya, aku tahu itu. Dia menahan nafas dalam. Lalu bertanya padaku. "Hei, boleh ngasih nomermu ke dia ga?" tanyanya dengan muka yang merah padam. "Kamu kenapa? Ngasih nomerku ke siapa?" aku masih bingung. "Aku gapapa. Boleh ga nih?" jawabnya singkat. Aku tau ada yang salah dari dirinya. "Yaudah sana kasihin aja." jawabku enteng. 
Ketika Nabila sedang mandi, iseng, aku menguntit handphone dia. Aku mencari tahu ada apa sebenarnya. Oh ternyata benar dugaanku. Angel, salah satu pekerja di studio itu, mengirimi bbm pada Nabila. intinya bahwa kamu meminta nomer Nabila. Namun setelah kamu mempunyai nomer Nabila, kamu malah meminta nomerku dari dia. Pantaslah jika dia sebegitu marahnya.
Sekitar sehari setelahnya, kamu mulai mneghubungiku. Awalnya aku masih merasa bersalah ke Nabila. Dan pelampiasannya ke kamu. Tapi serius. Aku senang kita bisa menjalin hubungan.
Setelah akhirnya kita berhubungan, aku mulai benar-benar menaruh perhatian padamu. Namun aku masih menyembunyikannya. Aku takut jika aku terlalu menunjukannya, kamu malah ilfeel padaku. Namun sayang. Kamu malah pergi entah kemana...
                                                                   ***

Beberapa bulan setelah perpisahan itu, kamu datang lagi. Entah bagaimana cara, kamu datang lagi. Ya, datang pada kehidupanku. Namun aku tidak mau jatuh pada lubang yang sama. Aku mencoba mengkontrol emosiku. Aku berhati-hati padamu. Aku tau aku ini gadis yang tidak tahan terhadap omong kosong lelaki. Namun kali ini aku bertekad untuk membatasi.
Hari pertama, kita bercanda seperti biasa. Kita berbincang "ngalor-ngidul". Ya, walaupun lama-lama topik kita tidak jelas, namun kita masih bisa menikmatinya.
Hari kedua, kita masih berbincang-bincang. Namun menggunakan ponsel Nabila. Maklum, provider aku down saat aku berada di eyang. 
Hari ketiga, masih sama. Namun menurutku lebih intensif dan makin menyenangkan.
Hari berikutnyapun masih sama. Entah mengapa aku merasakan hal yang pernah kurasakan. Ah ayolah! Pendam rasa itu!!!
Sepertinya benar perasaan ini. Aku mulai menyukaimu lagi. Perhatian itu. Sikap dingin namun mengayomi itu. Sikap dewasamu. Sikap kedewasaanmu itu. Ah! Pikir apa aku ini.
Beberapa hari yang kita lewatipun terasa sangat nyaman bagiku. Mulai dari rencana-rencana kita, rencana masa depan, dan rencana "kita".
Kamu pernah berkata sesuatu. Ketika aku bertanya "Kamu ga pegang remote?" dan kamu menjawab " Pegang tangan kamu aja deh. " Aku tersipu. Aku membalas "sorry, tangan gue mahal". Lalu kamu membuatku benar-benar kikuk. Kamu membalasku "Seberapa mahalnya bakal aku perjuangin." aku kira itu hanya candaan semata. Hanya gombalan yang tak jelas. Namun pembicaraan kita mulai serius. Mulai menegang. Kamu mengatakan bahwa kamu akan memperjuangkan apa yang harusnya kamu perjuangkan dan yang pantas untuk kamu perjuangkan. Namun aku kurang mengerti apa maksutnya. Lalu kamu badmood. Ah salah aku memang. Daya mengerti terlalu rendah. Dan kamu bilang ke aku "Makannya kalo ada orang ngomong jangan nerocos aja." Deg! Seketika serasa jantungku berhenti sebentar. Tak sadar, aku meneteskan air mata ini. Entahlah untuk apa. Namun aku merasa itu terlalu kasar. Oke tapi itu tak apa. Aku melanjutkan semuanya lagi denganmu. Aku mulai mengerti apa yang kau maksud. Dalam hati kecilku, aku berkata "aku ingin menjadi satu-satunya yang kau perjuangkan"
                                                                      ***
Hei kamu. Aku sangat tersipu malu ketika kau mengirimiku voice note lewat BBM itu. Kamu bilang "Halo Ayek, hehe. Kamu mau tau ga apa yang bikin aku bahagia? Coba sekarang kamu ngaca deh. Terus kamu senyum. Nah itu yang bikin aku bahagia. Bahagia itu sederhana kan."  Ya Tuhan. Mimpi apa aku semalam????Aku senang sekali malam itu. Aku speechless. Namun tetap kuurungkan niat untuk menunjukan semuanya.
Hampir setiap hari aku mendengarkan voice note kamu. Yaah, anggap saja sebagai penyemangatku. Ketika aku sedang kesal, aku mendengarkan suaramu lagi. Sejuknya hidupku.
Beberapa hari kemudian, aku memintamu mengirimkan lagi. Namun kamu bilang takut aku bosan. Ya itu mustahil lah. Aku menyukai setiap kata darimu. Mungkin jika kau mengataiku anjing akupun bakal girang. Dasar gila!
Voice note kedua berisi "Yek! Kamu jangan lucu-lucu deh. Tar aku.... Jadi pengen nabung nih buat masa depan kita.."  Malam itu aku tertawa bahagia. Tanpa sadar bibirku mengucap kata amin. Dan tanpa sadar aku meneteskan air mata. Air mata bahagia...
Aku bingung. Aku takut. Apa perasaan kita sama? Aku tak yakin. Aku trauma karena harapan palsu yang pernah kau perbuat. Aku takut jika perasaanmu benar. Jika kamu menyayangiku, namun aku belum siap untuk itu. Aku ingin proses. Mungkin kira-kira kurang lima persen lagi. Namun aku takut. Ketika telah mencapai takaran penuh malah kamu pergi seperti sebelumnya. Aih pikiran busuk macam apa lagi ini!
                                                                            ***
Hei kamu! Malam ini semuanya jelas. Aku terlalu mengharapkanmu lebih dari ini. Namun apa kenyataannya? Hah! Kamu jahat. Semua rencana yang telah kususun rapi seketika berantakan semua. Kamu hancurkan semua. Kamu bilang kita hanya sahabat. Oh Tuhan. Bencana macam apa lagi inii. Okelah.Mungkin aku yang terlalu berharap. Mungkin aku yang salah. Aku tak menahan diri dengan lebih keras. Aku, gadis yang tak tahan dengan sosok teduh sepertimu. Telah menyalahgunakan "candaan" kita selama ini. Aku, gadis biasa yang tak pernah dapat menyatakan semuanya dengan lancar. aku, gadis yang selalu salah mengartikan keadaan. 
Terimakasih atas waktumu. Terimakasih atas pengertianmu. Terimakasih atas semua yang telah kamu lakukan padaku. Aku akan selalu menganggapmu sebagai "sahabat khayalan" dalam mimpi terindahku. Pesanku padamu hanyalah berhentilah merokok. Aku ingin kamu tumbuh sehat tanpa rokok yang terus saja kamu hisap. Teruslah berkarya. Teruslah menjadi karya Tuhan yang sempurna. Dan yang terakhir, ingatlah aku walau hanya dalam mimpi burukmu...

                                                                   yang mencintaimu dalam diam...
  

Tuesday, April 22, 2014

Cinta?

Cinta...apa itu cinta? Apakah cinta itu rasa kasih yang diberikan pada lawan jenis? Apakah cinta itu sesuatu yang diberikan secara ikhlas? Apakah cinta itu mengharap balas kasih? Ataukah cinta itu semacam perasaan dimana beribu-ribu kupu-kupu hidup dalam perut kita?
Cinta... kata orang,cinta tulus itu tak apa jika tak dapatkan balasan. Namun apakah adil jika cinta yang tulus,cinta yang murni,cinta yang mendalam kita berikan kepada sosok pujangga hati namun sang pujaan tak kunjung merespon? Apakah adil jika seseorang yang kita kasihi itu tak mengerti apa yang kita rasa?
Cinta... lima huruf yang tak dapat terdefinisikan. Lima huruf yang tak dapat kuartikan. Lima huruf yang sangat rumit tuk dijabarkan
Cinta... kemanakah sosok terang peneduh itu? Kemanakah sosok pangeran berkuda putih itu? Ah cinta! Cinta tak semudah cinta di negeri nirmala!

Friday, November 22, 2013

Yang Tak Dapat Kuakhiri

Tuhan salahkah aku?
Salahkah aku menanam mawar pada tanah yang teduh?
Salahkah aku?
Salahkah aku mengabaikan mawar yang telah layu?

Mungkin aku salah
Menanam mawar baru diatas mawar yang telah layu
Mungkin aku salah
Aku memilih mawar yang baru itu

Tuhan
Aku bimbang, aku bingung
Dua pilihan yang mnecekam
Aku harus memilihnya
Mana yang harus kutanam lebih dalam lagi?

Tuhan, kau memang Adil
Kau beri kelebihan diatas kekurangan
Itu mengapa aku tak dapat mengakhirinya

Tuhan, sejahat itukah aku?
Mawar-mawar yang malang sedang menunggu
Tentu, menunggu kepastianku

Tuhan, aku bimbang
Mawar layu itu, pernah buatku tersenyum
Mawar layu itu pernah buatku bahagia
Mawar layu itu pernah buatku ceria
Mawar layu itu pernah sangat berarti untukku
Namun, pernah sekali mawar layu itu menusukkan duri pahitnya ke dalam raga ini, ke tubuhku, tepat pada hatiku

Tuhan, mampukah aku menyimpan mawar layu ini, ketika hati ini telah tersayat perih dan telah melepaskan sayap-sayap patahnya?
Namun Tuhan, haruskah aku menerima mawar yang baru?
Mawar yang beriku wewangian baru
Mawar yang beriku warna indah
Mawar yang beriku sepotong hati yang baru
Mawar ini jugalah yang mencoba menjahit dikit demi sedikit sayap patah itu

Tegakah aku bersenang-sennag dengan mawar yang baru?
Sedang mawar layu itu kusimpan dalam kotak kenangan?
Hitam! Sesak! Gelap!
Tuhan, aku bingung...

Yang tak dapat ku akhiri...