“Gapapa sayang,
kamu kuliah kan juga sibuk. Aku maklum kok. Iya kita satu, Bay. Untuk
selamanya.” kata Grace lembut. Namun ada setitik rasa sakit dihatinya ketika
Grace mengatakan ‘satu’.
“Kamu bener gapapa kan sayang?”
tanya Bayu.
“Iya gapapa. Bener deh. Udahan dulu
ya, aku mau selesein tugas naskah nih. Love you Bayu.”
“Love you Dear.”Bayu mengakhiri
telefon. Diam sejenak, Grace memandang layar handphone-nya. Sedetik, semenit,
lima menit. Akhirnya Grace tersadar, Bayu sudah tidak ada diseberang telefon.
Grace langsung menggapai meja belajarnya.
Ya, Grace memang sengaja menambah
kegiatannya lagi. Ia ingin hari-harinya ia lewati tanpa terasa lama. Ia
mendaftarkan diri dalam Layola.fm , radio kampusnya. Setiap malam Sabtu dan
Minggu, Grace mengisi acara Curhatku
di radio Layola. Hanya waktu tersebutlah yang kosong di semester ini selain
kuliah dan acara pemotretan. Grace senang melakukan pekerjaan ini karena dapat
membantu memecahkan masalah orang lain melalui curhatan orang-orang melalui
radio tersebut. Maklumlah, Grace, perempuan cantik fakultas jurusan psikologi.
Malam ini, Grace menulis rundown
acara untuk ia bercakap ria esok harinya. Ditemani segelas kopi hangat dan mie
instan, Grace mulai menggarap skrip tersebut.
***
“Hai. Elo Grace ya?” tanya lelaki
berbadan tegap tersebut.
“Iya, siapa ya?” Grace heran.
“Gue Brian alias Yahya hehe.” Kata
lelaki itu mengulurkan tangan.
“Oh, iya salam kenal. Gue Grace alias
Grace hehe.” Ucap Grace masih canggung.
“Elo anak baru radio sini kan?”
tanya Yahya membuka perbincangan.
“Hehe tau aja sih lo? Nah elo udah
lama?” tanya Grace sedikit mencairkan suasana canggungnya. Maklum, Grace adalah
pribadi eksovert yang ramah dan menyenangkan. Jadi wajar jika dimana-mana ia
mempunyai teman karena ia dapat langsung akrab hanya dalam beberapa detik saja.
***
Yahya. Hilmy Yahya nama lengkapnya.
Seorang lelaki gagah dari semester lima fakultas teknik sipil. Salah satu
penyiar radio Layola.fm yang sudah menjabat menjadi seorang yang penting di
radio tersebut. Dari kelas X SMA, Yahya telah menjadi penyiar di radio
tersebut. Ia sangat menyukai udara segar, terutama udara dingin. Namun sayang,
kota yang selama ini dihuninya sangatlah panas. Namun, ia selalu menyisihkan
waktunya untuk berpetualang mendaki gunung atau hanya sekedar berjalan-jalan
mencari udara segar, sejuk, dan, dingin.
Biasanya, Yahya hanya mempunyai
setengah semangat untuk bekerja di radio Layola.fm. Namun kali ini berbeda.
Semenjak kehadiran perempuan itu, Yahya, yang semula hanya mengambil enam jam
dalam seminggu, kini ia mengambil jatah sama dengan perempuan itu. Yahya belum
tau benar perasaan apa yang berkecamuk dalam benaknya. Namun ia merasa ada
amunisi yang selalu meningkatkan api semangat Yahya.
Suatu sore, ketika Grace datang dan
menuju kabin siar...
“Halo Graceeee.” Sapa Yahya
semangat.
“Hahaha tumben banget elo semangat
gini?” kata Grace.
“Iyalah, kan ketemu elo haha canda
buuk.” Jawab Yahya sedikit menyembunyikan mukanya. Semenjak perkenalannya
minggu lalu, Grace dan Yahya menjadi dekat. Bisa dikatakan mereka mulai
menjalin persahabatan. Rasa canggung yang awalnya menyelimuti atmosfer mereka,
kini berubah menjadi atmosfer yang menyenangkan sekaligus, membuat mereka
merasa nyaman satu sama lain.
“Haha elo bisa aja Yah. Gue masuk
dulu yeee. Telat nih.” Pamit Grace langsung ngeloyor masuk kabin siar. Yahya
tersenyum. Ia selalu senang ketika Grace masuk kabin siar dengan raut muka yang
lucu, semangat dan membawa semangat di atmosfernya.
“Halo halo kawan Loyolaa. Apa kabar?
Jumpa lagi barengan gue, Grace di acara Curhatku,
curhat sedih, seneng, atau apapun kisah kalian boleh banget ya di share barengan kita-kita lewat Grace
pastinya. Disini udah ada banyak tumpukan surat dari kalian yang nantinya bakal
Grace bacain yaa. Jadi jangan kemana-mana, stay
tune with me on Curhatku...” Grace membuka sesi pertama. Musik kedua
terputar. Lagu Semoga kau mengerti
dari Geya melantun.
“Hey youuuu.” Kejut Yahya membuka
kabin. Grace terkaget oleh suara Yahya.
“Eh, sialan lo. Untung mixer-nya udah gue turunin. Coba kalo
belum. Iseng banget sih lo.” Grace berpura-pura marah.
“Iiiih Grace sorry. Gue ga tau. Setau gue kalo lagu udah ke-play berarti mixer mikrofon
lo udah mati. Sorry sorry.” Yahya merasa bersalah.
“Hahaha gue canda kali Yah. Gimana
ada apa tumben lo masuk ke kabin gue?” tanya Grace.
“Ih elo nih. Gue boleh ngedeket ke
lo ga nih?” Yahya menggoda Grace.
“Apaan sih. Ya sini tinggal deket
gue aja. Tapi gue ga mau deket-deket orang bau bangke.” Canda Grace. Yahya
tertawa tertahan dan mulai mendekat ke arah Grace.
“Jadi gini. Lusa radio bakal ngadain
acara ultah gitu. Lo dateng kan?”
“Lusa? Ih kok pada ga bilang ke gue
sih? Iya gue pengen dateng Yah. Elo dateng?” tanya Grace.
“Yaudin elo dateng aja Grace. Kalo
gue sih jelas dateng. Kan gue panitianya. Jadi dresscode pake merah Grace. Gimana?”
“Oh iya deh ngerti. Lusa yaa. Eh,
gue udah mau sesi kedua nih. Lo keluar gih.” Usir Grace halus. Yahya mengangguk
mengerti dan bergegas keluar.
***
“Halo sayaaang.” Sapa Bayu di
seberang telfon.
“Hai Bayu jeleeeek.” Ejek Grace.
Malam itu, seusai Grace menerbangkan suaranya, dan pulang ke kost, Bayu
langsung menelfon atas permintaan Grace.
“Hehe Grace cantiiik. Ada apa Grace
nyuruh aku telfon?” tanya Bayu.
“Ooh, kangen aja Bay. Kenapa? Kamu
sibuk?”
“Engga kok untuk malem ini. Aku juga
kangeeeen banget sama bocah tengilku ini hehe.” Gombal Bayu.
“Aiih dasar Bayu wleek. Bay, lusa
kamu bisa ke kost aku ga?” tanya Grace berharap semoga pesta ulang tahun radio
Layola bisa dihadirinya bersama Bayu.
“Lusa? Memang ada apa Grace?”
“Hmm jadi radio aku ulang tahun
gitu. Nah kamu bisa dateng bareng aku ga?” pinta Grace.
“Aduh gimana ya sayang, sebenernya
aku pengen banget. Tapi minggu ini jadwal kuliah aku padet banget. Mana harus
penelitian ke daerah pelosok. Maaf sayang. Kamu bisa berangkat bareng temen
kamu yang lainnya kan? Maaf ya sayang.” Lagi-lagi Bayu tidak dapat bersama
Grace lagi.
“Oh, iya gapapa. Urusin kuliah kamu
aja dulu Bay.” Kata Grace dengan sedikit nada kecewa. Namun ia juga kembali
berfikir. Siapa Grace dimata Bayu? Toh mereka juga bukan apa-apa.
Malam makin larut, Grace masih
berbincang dengan Bayu meski sudah hambar karena kekecewaan Grace tadi.
“Bay, udahan dulu ya. Aku ngantuk
besok kuliah pagi nih. Night.” Grace menutup telfonnya.
Grace langsung membuka laptopnya.
Membuka twitter dan membuat twit “Walking alone is better” lalu Grace tidur.
***
Yahya kini mempunyai hobi baru.
Yaitu menjadi stalker twitter Grace. Menemui twit Grace, mata
Yahya langsung berbinar. Kesempatan, batinnya. Ia langsung membuat twit “You are mine hahaha”
Yahya langsung merencanakan sesuatu.
***
Pagi hari, Grace yang masih tertidur
pulas di tempat tidur kesayangannya mulai terusik oleh suara seseorang.
“Grace.. grace...” ucap lelaki
tersebut lembut. Grace hanya mengulet-ulet.
“Bangun sayang. Udah pagi. Ayo
bangun.” Suara itu kembali mengusiknya. Kali ini ditambah dengan cubitannya
tepat di pipi Grace.
“Masih pagi. Bentar lagi woi.” Grace
masih belum sadar, lampu kamarnya juga belum menyala, sengaja.
“Ayo sayang. Mau aku cium?” tanya
suara itu.
“Ogah hmmmm.” Jawab Grace malas,
masih belum sadar.
“Ayo putri tidur, bangun. Ini
pangeranmu, sayang.” Rayu suara itu sambil membelai wajah Grace. Grace merasa
pipinya tersentuh oleh tangan yang sangat amat dingin.
“Grace sayang ayo bangun. Kamu tega
aku kesini tapi kamu tidur? Ayo putri cantik bangun.” Kata suara itu. Lalu
mulai menggoyang-goyangkan badan Grace.
to be continued.....