Malam-malamku selalu sama seperti malam sebelumnya. malam yang tak jauh berbeda dari malam dimana malamku selalu terisi oleh kebisingan suara hewan-hewan malam. Malam yang tak pernah ada mawar merekah. Malam yang biasa.
Malam ini, kurasakan beribu kesunyian berkumpul. Keheningan yang tiada pernah terasa oleh manusi lainnya, dan kesepianpun merenggut jiwa ini sedikit demi sedikit. Hampa terasa ketika semua merayapi tubuhku. Seakan tak akan ada lagi kehidupan nyata. Hanyalah seonggok daging yang terlilit oleh kesunyian dan kesepian malam.
Tuan, seandainya kau tahu, aku merindukanmu, aku merindukan belaian hangatmu, aku merindukan pelukan eratmu, aku merindukan genggaman hangatmu serta suara besarmu itu. Tuan, namun aku sering bertanya. Apakah aku boleh merindukanmu? apakah aku mempunyai hak untuk itu? sedang kau tak pernah tau apa yang kurasakan.
Rindu rindu rindu didalam hatiku. selalu kucurahkan untukmu. namun adakah sedikit rasa dihatimu yang sama denganku? Aku bingung. mengapa diciptakan rindu untuk seseorang yang tidak mengerti atas kerinduanku? ataukah salah aku menyimpan rindu ini?
Dalam balik jendela aku bertanya. Apakah aku terlalu menginginkanmu? apakah aku terlalu mengharapkanmu? ataukah aku terlalu percaya diri, menganggap kau akan peduli padaku suatu saat nanti. Aku bertanya, apakah aku masih pantas untuk menghubungimu? seseorang yang pernah ada dalam memoriku jauh dari malam ini. Hei, tiba-tiba aku sangat merindukanmu.
Saat kubuka ponsel ini tuk mencari namamu, tiba-tiba aku tersadar. aku sadar bahwa aku bukan bagian dari hidupmu lagi. Tunggu! memang kapan aku pernah menjadi bagian hidupmu? Ketika aku ingin menekan tulisan "compose message" aku merasa ada sesutau yang menghalangi. aku malu. aku malu karena aku tak tahu harus beralibi apa. kuurungkan kalimat hai yag sudah tertulis. hanya menyimpan beribu rindu dalam batin sudah cukup bagiku.
Tuan, sudikah kau mengenalku lagi?
Dari gadis kecil yang selalu terlalu merindukanmu,
Tuan yang tak pernah merasakan hal yang sama....
Malam ini, kurasakan beribu kesunyian berkumpul. Keheningan yang tiada pernah terasa oleh manusi lainnya, dan kesepianpun merenggut jiwa ini sedikit demi sedikit. Hampa terasa ketika semua merayapi tubuhku. Seakan tak akan ada lagi kehidupan nyata. Hanyalah seonggok daging yang terlilit oleh kesunyian dan kesepian malam.
Tuan, seandainya kau tahu, aku merindukanmu, aku merindukan belaian hangatmu, aku merindukan pelukan eratmu, aku merindukan genggaman hangatmu serta suara besarmu itu. Tuan, namun aku sering bertanya. Apakah aku boleh merindukanmu? apakah aku mempunyai hak untuk itu? sedang kau tak pernah tau apa yang kurasakan.
Rindu rindu rindu didalam hatiku. selalu kucurahkan untukmu. namun adakah sedikit rasa dihatimu yang sama denganku? Aku bingung. mengapa diciptakan rindu untuk seseorang yang tidak mengerti atas kerinduanku? ataukah salah aku menyimpan rindu ini?
Dalam balik jendela aku bertanya. Apakah aku terlalu menginginkanmu? apakah aku terlalu mengharapkanmu? ataukah aku terlalu percaya diri, menganggap kau akan peduli padaku suatu saat nanti. Aku bertanya, apakah aku masih pantas untuk menghubungimu? seseorang yang pernah ada dalam memoriku jauh dari malam ini. Hei, tiba-tiba aku sangat merindukanmu.
Saat kubuka ponsel ini tuk mencari namamu, tiba-tiba aku tersadar. aku sadar bahwa aku bukan bagian dari hidupmu lagi. Tunggu! memang kapan aku pernah menjadi bagian hidupmu? Ketika aku ingin menekan tulisan "compose message" aku merasa ada sesutau yang menghalangi. aku malu. aku malu karena aku tak tahu harus beralibi apa. kuurungkan kalimat hai yag sudah tertulis. hanya menyimpan beribu rindu dalam batin sudah cukup bagiku.
Tuan, sudikah kau mengenalku lagi?
Dari gadis kecil yang selalu terlalu merindukanmu,
Tuan yang tak pernah merasakan hal yang sama....