Tuesday, January 1, 2013

New Year Eve


Aku tak pernah membayangkan bagaimana malam tahun baru pada tahun ini. Entah harus tinggal dirumah atau pergi entah kemana. Yang pasti aku ingin menikmati new year eve yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Memang, tahun sebelumnya aku belum pernah merasakan new year eve diluar rumah. Selalu kuhabiskan dengan merenung dibalik jendela kamarku.
Dan itu semua terkabul. Harapanku untuk menikmati malam tahun baru ini benar-benar berbeda. Aku ikut acara kakakku dan teman-temannya. Kami bertemu di sebuah rumah makan yang tak jauh dari Kota Magelang. Aku fikir teman kakak aku hanya beberapa orang. Ternyata salah. Mereka bertujuh plus kakak aku. Ok, let me introduce them. Mereka adalah Gilang, Edo, Bagas, Artha, Dandy, Jannet, Inot yang notabene adalah calon kakak ipar aku, dan kakak aku sendiri,Willy. Kufikir mereka hanya memakai satu mobil. Tapi ternyata mereka membawa dua mobil. Syukurlah aku masih ada tempat. Aku, Inot, Bagas, dan kakak aku naik mobil yang dikendarai Edo. Yang lainnya ikut bersama Gilang. Aku merasa kurang nyaman awalnya karena aku belum begitu mengenal mereka. Maklumlah, aku jarang diikutsertakan ketika mereka bermain. Tapi setelah bercakap-cakap cukup lama, ternyat mereka menyenangkan dan asli koplak.
Seperti dugaanku, kami belum tahu kemana kami akan menuju. Jadi kami hanya mengelilingi Kota Magelang yang sangat macet. Hampir memasuki perbatasan Magelang-Yogya, mobil kami mengikuti mobil depan yang dikendarai Gilang dan memutar balik. Edo bertanya pada Gilang, kemana sebenarnya kita akan berlabuh. Ternyata Gilang sudah mempunyai tujuan. Gilang berkata bahwa dia ingin berlabuh di tempat yang gaul. Sontak aku langsung tertawa. ‘Gila nih bocah. Maunya apa coba hhi’ ucapku dalam hati.
Beberapa saat kemudian, mobil Gilang sudah terparkir dan Edo juga ikut memarkir mobil merahnya. Lalu kami semua turun. Aku menatap sekeliling. Yang ada hanya bangunan rumah berjajar. Awalnya aku berfikir apakah kita akan kumpul kebo di atara rumah ini?? Ternyata kami harus berjalan sedikit untuk menuju alun-alun kota. Yaelah ternyata jauh-jauh keliling Magelang ternyata tujuan akhir juga alun-alun.
Jam masih belum menunjukan pukul 00.00 tetapi alun-alun sudah dipadati orang-orang yang ingin menyaksikan pergantian tahun. Didepan masjid agung, ada pertunjukan topeng monyet. Aku langsung menghampiri monyet itu. Gilaaa ternyata monyet itu menakutkan. Besar dan terlihat garang. Aku langsung menjauh dari monyet itu. Kami naik ke atas alun-alun. Beceeeek. Alhasil wedges aku terkena kotoran tanah. Never mind. Di lapangan tersebut, kami sibuk masing-masing. Aku dan Inot berteduh dibawah pohon palem karena hujan masih menangis walau sedikit. Gilang, Janet, Dhandy, Edo dan Artha berteduh di tenda sebelah. Sementara Willy dan Bagas mengobrol di bawah lindungan langit. Saat itu aku merasa bosan. ‘Kenapa ga kumpul satu tenda aja sih biar rame’ fikirku.
Belum pukul 00.00, bunga api sudah dinyalakan. Sontak kami semua berkumpul keluar dari tenda. Aku terfokus oleh bunga api tersebut sehingga tidak sadar disebelahku ada anak kecil yang menggeret bajuku. Lalu aku menjauh dari anak itu. Setelah beberapa lama bunga api diluncurkan ke langit hitam, aku merasa nafasku mulai sulit. Beruntung aku membawa masker.Langsung kupakai maskerku.
Heyaaaa at midnight! 00.00pm. Whoooaa bunga api bertambah riuh membahana. Aku melihat banyak orang bersuka ria disini. Tapi tidak pada dua orang. Absolutely he and I. He?? Dia siapa?? Sebut saja dia GS. Yang awalnya aku melihat dia biasa saja, sekarang nampak terlihat ada sebersit kegalauan di matanya. Entah benar atau tidak, tapi aku yakin memang itu yang terdapat pada matanya. And I? Yep, new year without someone we love seems like  we can’t handle everything. Tapi entah mengapa rasa itu dapat ternetralisir karena adanya mereka disisiku. Adanya dia dihadapanku. Entah mulai dari kapan, aku merasa nyaman disisinya. Aku berharap new year eve tak akan berakhir begitu saja J
“waah, bilang Mas Willy dulu,haha” kata Artha sambil sedikit melirik tajam kearahku dan menyenggol siku Gilang. Apa maksudnya?? Aih cuma canda, fikirku. Aku memang sidikit menyimpan harapan padanya. Meski aku tahu, aku bukanlah orang yang dia cari.
Malam silih berganti. Tanda bumi masih berotasi. Aku masih belum bisa percaya bahwa malam ini harus terhenti sampai disini. Aku masih ingin menikmati malam ini. Aku belum ingin pisah.
Akhirnya setelah kami menyaksikan malam ini, kami kembali ke mobil masing-masing. Sebelumnya, di jalan kecil kami semua bercanda. “wah asik banget semua pada pasang-pasangan gitu” kata aku bercanda dengan Inot. “nah sini, kamu pegangan tangan sama Gilang dek,” kata Inot sambil memacokan aku dengan Gilang. Seketika Gilang tersenyum padaku. Aku secara langsung menjadi salah tingkah dan dengan cepat aku mengganti topik. “Maunya pegangan sama anjingnya Mas Gilang aja” Sumpah mampus itu garing banget, pikirku.
Sampai di depan mobil, ternyata Gilang, Dhandy, Jannet dan Artha sudah masuk mobil mereka terlebih dahulu. Mobil merah Edo masih lumayan jauh. Jadi kami harus terus berjalan. Didepan mobil merah itu, bunyi alarm mobil terus berbunyi. “Apaan tuh?” tanyaku . Edo terus mengumpat sedangkan Bagas hanya tertawa. Ternyata mobil merah itu tidak bisa terbuka pintunya karena masih terkunci dan Edo tidak berhasil membuka kunci itu. Detik jam terus berputar. Setelah beberapa menit mobil merah itu tetap tidak mau berbaik hati. Akhirnya Gilang turun dari mobil hijau tuanya. Setelah Gilang coba-coba untuk membuka, akhirnya terbuka juga pintunya. Tapi sial sekali, mesin mobil merah itu tidak menyala. Setelah dicoba-coba berkali-kali, tetap tidak ada perubahan. Sepertinya mesin itu ngandat. Sepakat, kami mendorong mobil merah itu. Tapi aku dan Inot tidak ikut membantu karena kami perempuan. Yeay! Tetapi sial masih ada pada kami. Mobil merah itu tetap tidak menyala. Akhirnya Edo keluar mobil digantikan oleh Gilang. Whoaa amazing! Mobilnya menyala. Hebaaaat hihi.
Kami melanjutkan perjalanan pulang. Aku melihat Edo dari spion depan.Memang kebiasaanku menatap driver yang sedang mengemudi. Sepanjang perjalanan, aku terus memikirkan hari ini. Aku mengulangnya semua dari awal. Aku mengulang apa yang telah terjadi. Aku mengulang ingatan tentang new year eve. Aku mengulang tentang pembicaraan kami. Aku mengulang rekaman otakku tentang wajah mereka semua. Mereka?Yakin?? Aku mengulang bunga api yang menari-nari dilangit hitam. Aku terus mengulang apa yang sudah terjadi. Aku mengulang apa yang kuucapkan saat make a wish. I wish you could be mine.
Rumahku sudah hampir dekat. Aku terus melihat ke arah belakang, arah mobil hijau tua berada. Tetapi aku tidak melihatnya. Apakah mobil hijau tua sudah mendahului mobil merah?Atau mobil merah meninggalkan mobil hijau tua?
Sampai sudah kami di depan rumah aku. Dan aku belum juga menemukan mobil hijau tua. Ya sudahlah, mungkin mobil hijau tua sudah pergi duluan menuju rumah Dhandy, begitu kata Edo. Aku turun sambil mengucapkan banyak terimakasih pada Edo dan Bagas. Tak lupa aku juga mengucapkan Happy New Year pada dua pria tersebut.
Malam ini, dan dini hari ini, takkan mungkin bisa kulupakan. 2012 telah kututup, saatnya menantikan kejutan-kejutan di tahun 2013. I wish 2013 can be kind to me, to my family, to people around me. Dan tak tertinggal sebuah harapan kecil yang kemungkinan besar dapat terkabul, aku ingin bersamanya...

No comments:

Post a Comment