Tahukah
kamu dimana letak Kerajaan Sriwijaya? di Indonesia kan? Tahukah kamu dimana
Kerajaan Majapahit berada? di Indonesia juga,bukan? Pernah dengar istilah
“Zamrud Khatulistiwa”? bukankah itu juga sebutan bagi Indonesia? tapi dulu, betul
bukan?
Sejarah
mencatat bahwa, dulu sebelum berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, di
negeri yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke ini,pernah berdiri
sebuah kerajaan besar yang masyhur
dengan pertahanan maritimnya. Tahukah kamu tentang Kerajaan Sriwijaya? Kerajaan
Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah membawa kejayaan
bangsa Indonesia di masa lampau. Bukankah Indonesia patut bangga? Kerajaan
Sriwijaya dikenal hampir di setiap bangsa atau negara yang jauh dari Indonesia
sekalipun. Luas wilayah laut yang di kuasai Sriwijaya menjadikannya kerajaan
maritim yang besar pada zamannya, juga karena letak Kerajaan Sriwijaya yang
sangat strategis menjadikan Sriwijaya sebagai penguasa tunggal aktivitas
pelayaran dan perdagangan dunia yang melalui Asia Tenggara. Selain itu, Sriwijaya
juga menjadi pusat penyebaran agama Budha di masa itu. Apa yang membedakan
Indonesia sekarang dan waktu itu?
Kemudian,
tahukah kamu tentang Kerajaan Majapahit? Kerajaan Majapahit adalah kerajaan
besar dan gemilang dengan kejayaannya, setelah Sriwijaya. Kerajaan Majapahit
berkembang pesat dalam bidang ekonomi, adanya jalinan kerjasama yang baik oleh
Majapahit dan negara tetangga,membuat Majapahit di segani oleh
kerajaan-kerajaan asing. Pernah dengar sebutan “Sumpah Palapa”? Sumpah seorang
Patih Gajah Mada yang menyatakan bahwa ia tidak akan hidup mewah sebelum
Nusantara berhasil di satukan di bawah panji Kerajaan Majapahit. Adakah
petinggi negeri ini seperti Patih Gajah Mada? yang dengan kesungguhan jiwanya
mengabdi untuk kejayaan negerinya?
Lalu,
apa itu “Zamrud Khatulistiwa”? itu adalah sebutan yang di berikan dunia bagi
Indonesia. Tapi apakah sekarang ini Indonesia masih menjadi zamrud bagi
khatulistiwa? Sebutan “Zamrud Khatulistiwa” muncul ketika Indonesia masih
menjadi paru-paru kedua bagi dunia, ketika hutan-hutan rapat dengan pepohonan
yang lebat, menghijau sepanjang pulau Sumatera hingga Sulawesi.Saat dilakukan
pengambilan potret melalui satelit, kala
itu Indonesia tampak begitu hijau dikelilingi birunya lautan dan samudera. Kemana
semua itu? Masihkah bersisa?
Indonesia
memiliki hampir semua jenis hasil bumi; hasil pertambangan, hasil laut, hasil
pertanian dan perkebunan, dan lainnya. Semua orang tahu itu, namun mengapa
kehidupan sejahtera yang di cita-citakan tidak kunjung terwujud? Kekayaan yang
dimiliki Indonesia tidak terbilang besarnya, sudah kaya akan sumber daya
alamnya, Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar
keempat di dunia, dan bukan hanya itu saja. Lalu mengapa Indonesia masih
tertinggal jauh di banding dengan negara yang tidak memiliki kekayaan sesempurna
Indonesia? Apa yang salah dengan Indonesia? Kalau kita lebih teliti dan mau peduli, mungkin
akan lebih banyak lagi keajaiban dan anugerah Allah yang kita temukan di negeri
ini. Namun sayangnya, sedikit sekali orang yang memiliki kepedulian terhadap
negerinya sendiri dan bahkan tidak mencapai 1% dari jumlah penduduk
Indonesia,tidak percaya? Siapa yang tidak tahu kasus perebutan kepemilikan
pulau Ligitan dan Sipadan antara Indonesia dan Malaysia? Memang letak kedua
pulau tersebut dekat dengan Indonesia, bahkan sangat dekat bukan? Tapi, apa
peduli Indonesia dengan kedua pulau tersebut sebelum adanya klaim Malaysia yang
menyatakan bahwa kedua pulau tersebut milik mereka? Boleh saja Indonesia
memberontak atas apa yang di lakukan Malaysia, meneriakkan dengan
lantang”Ganyang Malaysia!!!”. Tapi, apakah ada pengaruhnya dengan situasi yang
sedang terjadi?Memang Indonesia negara yang nasionalis,penduduknya berjiwa
patriotis, tapi...apa guna jika terlambat? Masih bisa duduk diam berpangku
tangan menyaksikan gejolak kekacauan di negeri ini?
Kedua
pulau yang menimbulkan sengketa antar negara tersebut akhirnya jatuh ke tangan
Malaysia dan sah di mata hukum menjadi milik Malaysia. Mau menyalahkan siapa? ”Nasi
sudah menjadi bubur” itu kata pepatah, semuanya sudah terjadi, dan tinggal
bagaimana kita menyikapi. Belumkah tergugah hati untuk memperbaiki semua ini? Menunggu
bangsa ini asing terhadap negeri sendiri? Tidak adakah kepedulian terhadap
nasib generasi penerus kita nanti?
Cermati
lagi dan mulailah berpikir, hingga tahun ini telah berdiri berbagai jenis
perusahaan asing yang bergerak hampir di semua bidang di Indonesia. Tak jarang
dari perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di bidang yang menguasai hajat
hidup orang banyak. Banyak dari mereka juga menjalin kerjasama dengan
pemerintah Indonesia. Sebut saja PT.Freeport Indonesia,siapa yang tidak tahu? Letak
perusahaan tersebut di ujung timur kepulauan Indonesia, Papua.
Bergerak
di bidang pertambangan,mengeruk gunung emas milik bangsa Indonesia. Apakah
Indonesia mendapat bagian? Tentu dapat, namun tak sampai 50% dari keuntungan
yang diperoleh, keuntungannya lebih banyak diambil pihak asing. Apakah
sebanding dengan apa yang telah Indonesia berikan? Tentu tidak, bukan? Selain
itu, apakah pernah dijumpai penduduk asli Papua menjadi pegawai disana? Walaupun
terdapat embel-embel “Indonesia” dalam nama perusahaannya, tapi kenyataan
membuktikan bahwa Indonesia tidak memiliki hak atas perusahaan tersebut, hanya
di iming-imingi sepersekian persen dari keuntungan yang diperoleh. Padahal
perusahaan tersebut berdiri di atas tanah ibu pertiwi, di tanah air kita!!
Tidakkah realita tersebut memprihatinkan?
Tidak
berbeda dengan perusahaan-perusahaan milik asing lainnya, mereka berdiri di
Indonesia, menancapkan cakar usahanya di Indonesia, tapi apakah hal tersebut
lantas membantu Indonesia menciptakan lapangan kerja? Memang sebenarnya
membantu, tapi hanya sedikit. Untuk dapat bekerja di perusahaan-perusahaan
asing, kemampuan yang harus dimiliki tidak main-main. Melamar pekerjaan tidak
semudah membalikkan telapak tangan, tidak hanya cukup interview langsung diterima bekerja, kalau
sistemnya begitu tak akan ada lagi orang menganggur di Indonesia. Tapi tidak
menjamin kelangsungan hidup perusahaan akan lama dan bahkan berkembang. Sebab
apa? Tingkat pendidikan penduduk di Indonesia masih rendah, juga skill yang
dimiliki masih kurang, jadi kebanyakan orang Indonesia hanya menjadi pegawai, buruh
bahkan office boy di perusahaan-perusahaan asing tersebut. Pantaskah demikian?
Saudaraku,ini
negeri kita!! Masihkah kalian tidak mau peduli? Tidak kah kalian berkeinginan, memiliki
dan memanfaatkan segala kekayaan yang ada di Indonesia ini secara arif dan bijaksana,
untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia dan melestarikan serta menjaganya
untuk kepentingan generasi penerus kita nantinya. Anak cucu kita kelak butuh
segala sumber daya yang Indonesia miliki, apakah rela jika nanti penerus kita
seperti hidup di negeri orang? Padahal itu negeri mereka sendiri. Jangan sampai
generasi mendatang kehidupannya lebih bobrok dari kita, mau dengan mudahnya
ditipu daya, tidak sadar dengan penjajahan yang berbeda wujud dan wajahnya, globalisasi
yang akhirnya berujung akultuasi dalam pola perilaku generasi. Sampai kapan
Indonesia akan terus tidur?
Lihat
dan dengar apa yang terjadi! Indonesia perlu di perbaiki, bertanya”siapa yang
memperbaiki?” Ya kita semua di sini, jawabannya. Mulai perbaiki pelaksanaan
birokrasi, wujudkan kesepakatan tentang aturan-aturan yang berlaku di negeri
ini, revisi kebijakan yang telah dilakukan dan rancang tahapan-tahapan
pembangunan periode mendatang, menindak tikus-tikus pemerintahan yang
merusuhkan penyelenggaraan ketatanegaraan, ringkus oknum-oknum yang menyalah
gunakan kekuasaan, wujudkan kehidupan bangsa Indonesia yang berdasar atas Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Mari bersatu untuk negeri! Kembalikan kejayaan negeri! Merdeka!
atau Mati!
No comments:
Post a Comment