Lewat pukul
21.00, Grace memutuskan untuk pulang.
***
Di kampus, Grace bertemu dengan
Nabil. Namun berbeda. Kini Nabil yang menyapa Grace terlebih dahulu.
“Hei Grace. Apakabar?” tanya Nabil
canggung..
“Halo Nabil. Baik. Lo?” balas Grace.
“Baik juga. Gue mau ngomong empat
mata sama lo. Bisa?”
“Ooh oke. Sekarang?” tanya Grace.
“Iya sekarang. Gue keburu soalnya.
Lo ada matkul?”
“Sekarang engga. Tapi satu setengah
jam lagi gue ada jadwal. Yaudah sekarang aja yuk.” Kata Grace.
“Yaudah. Naik mobil gue aja ya.”
Tawar Nabil.
Mereka menuju parkiran kampus. Grace
merasa Nabil telah kembali seperti semula. Sapaan yang canggung, namun Grace
merasakan ada sebersit kehangatan disetiap pengucapan Nabil.
Nabil mengendarai mobilnya menuju
salah satu cafe langganannya. Setelah Nabil memarkirkan mobilnya, merekapun
menuju kedalam cafe.
“Emang ada apa Bil” tanya Grace
penasaran.
“Bentar. Duduk, Grace.” Nabil
mempersilahkan.
“Thanks Bil.”
Setelah Grace duduk, Nabil juga ikut
duduk.
“Jadi gini Grace. Gue mau minta maaf
ke lo, gue tau gue banyak salah sama lo. Gue sadar cinta itu ga bisa
dipaksain.” Sesal Nabil.
“Wait, lo ngomong apaan sih Bil?
Minta maaf? Emang kenapa? Lo ga ada salah kali. Cinta? Cinta siapa yang
dipaksain? Jangan bilang gosip dulu itu bener Bil.” Grace bingung.
“Iye, gue diemin lo karena Dhio. Gue
sayang Dhio, tapi Dhio sayang elo, Grace....”
“Apaan sih lo Bil?” Grace memotong
ucapan Nabil.
“Lo harus percaya. Emang waktu itu
gue yang berusaha ngehubungin Dhio. Tapi ternyata dia minta nomer lo. Jadi gue
kasih aja. Eeh ternyata dia suka sama lo. Makannya gue jauhin lo. Gue jealous sama lo. Lo cantik, putih,
banyak yang suka. Nah gue? Gue berasa babu lo tiap jalan sama lo.” Ungkap
Nabil.
“Ssst apaan sih Bil? Semua perempuan
itu cantik. Begitupun elo. Elo cantik lagi. Gue aja ngiri sama lo. Lo tinggi,
model terkenal pula. Pasti banyak yang suka sama lo tapi ga berani ungkapin aja
Bil.” Grace mencoba membesarkan hati Nabil.
“Elo masih sama ya, Grace. Baik
hati.” Nabil memeluk Grace.
“Jadi persahabatan kita lanjut nih?”
tanya Grace setelah melepas pelukan Nabil. Nabil mengangguk mantap.
“Eh udah lebih dari satu jam. Yuk
gue anter ke kampus lo, Grace.” Ajak Nabil.
***
Malamnya, Bayu menelfon Grace.
“Sayang, kemarin dari mana aja? Aku
kangen kamu, Grace.” Kata Bayu.
“Maaf dear. Aku ke hutan. Aku
nenangin diri disana. Bintangnya banyaaak banget. Sayangnya kamu ga ada
disamping aku, Bay hehe.” Terang Grace.
“Grace, maafin aku ya, aku ga bisa
selalu deket disamping kamu. Kita kepisah jarak tapi hati kita satu. Iya kan?”
“Gapapa sayang, kamu kuliah kan juga
sibuk. Aku maklum kok. Iya kita satu, Bay. Untuk selamanya.” kata Grace lembut.
Namun ada setitik rasa sakit dihatinya ketika Grace mengatakan ‘satu’.
to be continued.....
No comments:
Post a Comment