Saturday, April 27, 2013

Bangau Merah dan Bangau Biru (END)


Ern tak mengerti. Ia bertanya dalam hati. Mungkinkah Dewa mengajaknya untuk balikan? Beberapa hari berlalu, Ern memberanikan diri untuk bertanya. Ia berharap semoga jawaban Dewa takkan mengecewaka hati Ern.
Tak lama setelah Ern bertanya, Dewa menjawab. Seperti teka-teki, Dewa membalas “mau atau engga” hanya itu. Dengan hati yang berbunga, Ern menjawab “mau”. Namun karena Ern membalas beberapa hari kemudian, mungkin Dewa berubah niat. Selang beberapa hari, Dewa membalas “aku pikir-pikir dulu”. Ern terkejut. Apa maksud Dewa? Apakah benar sudah ada perempuan lain di hati Dewa?
Ern berada dalam situasi yang menggantungkan. Ia masih menyayangi Dewa, namun Dewa masih harus berfikir tentang niatan kembali pada dekapan Ern. Ern terus menunggu dan menunggu. Sementara di sekolah baru Ern, ada beberapa lelaki yang mendekati Ern. Mengetahui Ern terlepas dari Dewa, para lelaki itu semakin gencar mendekati Ern. Salah satunya bernama Antonius. Antonius terus mendekati hingga menyatakan cintanya pada Ern. Namun Ern tolak karena ia masih kekeuh, menunggu Dewa.
Tak disangka, ketika Ern melihat-lihat sosial media milik Dewa, Dewa sedang berkomentar dengan temannya. Sangat akrab. Sebut saja perempuan itu bernama Agsa. Bak terjatuh, Ern ingin menjerit sekeras-kerasnya. Ia menutup laptopnya dan membanting buku yang ada disebelahnya. Ia merasa Dewa membuat semua harapannya pupus. Tak menunggu beberapa bulan, Dewa sudah menjalin cinta barunya dengan Agsa. Karena kesal, Ern mengirim pesan kepada Dewa. Apa maksud semua ini. Dengan gamblang, Dewa menjelaskan semuanya. Ia ingin memulai hidup baru. Tak tanggung-tanggung, Dewa membubuhi kalimat yang sangat berharga di akhir balasannya. “kalo kamu mau, nunggu aku mau?” ya. Masih terekam jelas kata itu di benak Ern sampai saat ini. Tanpa berfikir panjang, Ern membalas “oke aku tunggu kakak.” Mulai saat itu, Ern menutup hatinya untuk semua laki-laki. Ia tak akan bermain terlalu dekat dengan lelaki. Ia akan teguh pada pendiriannya. Menunggu Dewa.
Selama ia menunggu, Ern masih sering berkomunikasi dengan Dewa. Ern menganggap Dewa adalah sahabatnya. Walau ia masih menuggu Dewa, namun ia tak ingin mengubah sikap Dewa. Ern ingin selalu dekat dengan Dewa.
Semua manusia akan mengalami dimana titik jenuh itu berada. Mungkin Dewa sudah jenuh. Ern masih sering mengeluh, bercerita, dan sebagainya. Mungkin Dewa jenuh dengan semua tentang Ern. Mungkin benar Dewa akan tetap selamanya dengan Agsa. Sampai pada akhirnya, Dewa mengirim pesan pada Ern. “Kakak mau ngomong sesuatu sama kamu.”  Pesan dari Dewa.
“Apaan kak?” tanya Ern penasaran. Mungkinkah ini saatnya? Saatnya merebut kembali hati Dewa? Harap Ern.
“Kakak pengen kamu ga ngehubungin kakak lagi. Kamu tau kan apa sebabnya? Kamu masih punya temen disana selain kakak. Kamu masih punya Desica, Firmanila, Alethea dan lainnnya buat kamu curhat. Disana pasti bakal ada yang sreg buat kamu.”
Seketika, Ern tak dapat berkata apapun. Hati Ern bak porselen yang dibom. Hancur berkeping-keping. Emosipun menjalar. Ern membalas.
“Kenapa? Apa alasannya? Jadi tawaran kakak hangus gitu aja? Maksud kakak giniin aku apa?”
Beberapa detik kemudian Dewa membalas.
“Kamu pasti tau apa alasannya. Tawaran apa?” jawab Dewa serasa ia tak mempunyai dosa.
“Aku ga tau. Tawaran kakak. Aku bakal nunggu sampe kakak udah ga sama Kak Agsa. Sampe itu kita bakal balikan. Apa itu cuman php?” balas Ern.
Oke, aku udah punya hati yang harus aku jaga. Kamu tau kan? Ga ada yang namanya php, yang ada kegeeran.” Balasan Dewa berhasil menusuk tepat pada jantung Ern. Seketika tubuh Ern lemas. Ia tak tahu harus berbuat apa. Mungkin kini di mata Dewa, Ern hanyalah sampah, masa lalu, atau lebih parahnya perempuan rendahan. Menunggu dan tak punya malu.
Mulai saat itu, Ern bertahan mencoba tak menghubungi Dewa lagi. Ia malu. Dan masih sama, Ern masih menutup hatinya rapat-rapat. Bukan untuk menunggu Dewa, karena di benak Ern, tak ada lelaki sebaik Dewa. Percuma membuka hati jika lelaki bajingan yang didapat.
Hari demi hari dijalani Ern dengan hambar. Teman-teman baru Ern selalu bertanya, namun Ern pandai berbohong, ia menipu pada semua orang kalau ia baik-baik saja. Padahal sudah ada beribu-ribu luka jahit di hatinya.
Hampir setiap malam ia membuka laptopnya dan mendengarkan lagu-lagu kenangan yang telah ia ukir denga Dewa. Ern masih meletakan bangau birunya di meja belajarnya. Ia masih sering mengingat saat Dewa menulis di sayap bangau tersebut. Setiap ia pergi ke kota Dewa, Ern selalu teringat rute perjalanan dan apa saja yang telah ia lakukan dengan Dewa. Dewa Dewa Dewa. Ya, Dewalah yang membuat Ern gila. Satu perjalanan yang membuat Ern tersenyum hingga sekarang jika ia meningatnya. Perjalanan menuju pantai, lampu merah, dan Dewa mengucapkan kata I Love You pada Ern. Perjalanan pulang dari pantai, Dewa menjaga Ern dari kegelapan. Perjalanan menuju bukit, Dewa mengatakan I Love You, dan perjalanan pulang dari bukit, Dewa terus menerus menggenggam tangan Ern. Sungguh, Dewa, you’ve make me crazy, batin Ern.
Bumi terus berotasi, hari berlalu, Ern belajar banyak hal. Tuhan pernah mengatakan, semua yang ada didirimu sekarang hanyalah pinjaman yang suatu hari nanti harus dikembaikan. Entah, Ern mulai berfikir, Dewa mungkin malaikat yang dipinjamkan pada Ern, dan kini waktunya merelakan Dewa kepada Agsa. Tugas Dewa sebagai malaikat penjaga Ern sudah selesai. Masih ada manusia-manusia yang harus dijaga oleh malaikat itu. Agsa. Ern hanya berdoa semoga Dewa bahagia bersama Agsa, kadang cinta itu harus menghilangkan ego. Melihat orang yang kita cinta bahagia merupakan suatu kepuasan tersendiri. Walaupun berat dilakukan, Ern mencoba sedikit demi sedikit untuk melakukannya. Walaupun sepasang bangau kini telah menjadi seekor bangau, namun Ern yakin, bangau-bangau tersebut akan mendapatkan danau yang sangat indah. Ern yakin, bangau biru yang ada dimejanya akan sangat bahagia tanpa bangau merah. Ern yakin, ini adalah jalan yang tebaik. Ern tau pasti, Tuhan mempunyai rencana yang sangat indah yang akan diberikan pada waktu yang tepat.
Terimakasih untuk Dewa yang telah menjadi malaikatku, menjadi bangau terindahku, menjadikanku patuh terhadap agama, menjadi motivasiku, menjadi pengalamanku, menjadi satu diantara lembaran terpenting dalam buku kehidupanku...

No comments:

Post a Comment